Sabtu, 01 Februari 2014

Museum Airlangga Kota Kediri

Museum Airlangga terletak di Jalan Mastrip 1, Kawasan Wisata Selomangleng Kediri, yang mencakup Pura Penataran Agung Kilisuci dan Gua Selomangleng. Kawasan ini mudah dicapai dengan angkutan umum dari kota.
Museum Airlangga menyimpan ratusan koleksi arkelogi peninggalan jaman Majapahit dan kerajaan Kadiri.
Beberapa barang peninggalan sudah di-repro, tetapi sebagian besar adalah barang asli.
Di depan museum berdiri replika arca Airlangga sebagai Dewa Wisnu yang ditemukan di Candi Belahan di lereng Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Aslinya berada di Pusat Informasi Majapahit, Trowulan, Mojokerto.

Adapun nama Airlangga adalah nama seorang raja pertama Kerajaan Kahuripan, yang dibangun dari sisa-sisa reruntuhan Kerajaan Medang akibat serbuan Sriwijaya. Beliau memerintah antara tahun 1028 - 1035. Ia disebutkan sebagai seorang yang memerintah Mpu Kanwa untuk menulis Kakawin Arjunawiwaha.
Airlangga merupakan putera pasangan Mahendradatta (puteri dari Dinasti Isyana, Medang) dan Udayana (raja Dinasti Warmadewa, Bali). Ia dibesarkan di istana Watugaluh (Kerajaan Medang) di bawah pemerintahan raja Dharmawangsa. Waktu itu Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke Sriwijaya.

Di bawah pemerintahan Airlangga, seni sastra berkembang. Tahun 1035, Mpu Kanwa menggubah kitab Arjuna Wiwaha, yang diadaptasi dari epik Mahabharata. Kitab tersebut menceritakan Arjuna, inkarnasi Wisnu yang tak lain adalah kiasan Airlangga sendiri. Kisah Airlangga digambarkan dalam Candi Belahan di lereng Gunung Penanggungan.

Pada akhir hayatnya, Airlangga berhadapan dengan masalah suksesi. Pewarisnya, Sanggramawijaya, memilih menjadi pertapa ketimbang menjadi suksesor Airlangga. Ia dikaitkan dengan legenda Dewi Kilisuci dan Gua Selomangleng di Gunung Klothok, 5 KM arah barat kota Kediri. Pada tahun 1045, Airlangga membagi Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk dua puteranya: Janggala dan Kadiri. Airlangga sendiri menjadi pertapa, dan meninggal tahun 1049.



Koleksi Museum Airlangga terdiri dari sejumlah patung, baik dewa-dewi Hindu maupun patung primitif. Bahkan tersembul sebuah patung Dewa Bumi dalam kepercayaan China. Patung ini mungkin berasal dari kuburan China di dekat pura.


Dipamerkan pula sejumlah yoni, prasasti, relief dan padmasana, keben atau kemuncak (diletakkan pada puncak atap bangunan suci), arca kepala makara, jaladwara yaitu saluran pembuangan air hujan di candi-candi. Beberapa miniatur rumah berkaitan dengan pemujaan Dewi Sri. Koleksi batu lainnya mencakup jambangan air, gentong, anak timbangan, pipisan dan gandik untuk menumbuk jamu.


 Koleksi Makara yang disimpan di Museum Airlangga Kediri. Makara adalah binatang mitologis yang bentuknya menyerupai ikan namun memiliki belalai, yang digunakan untuk menyalurkan air di candi-candi Hindu atau sebagai pancuran.
Ada pula koleksi Arca Nandi, Lembu kendaraan Shiwa, serta koleksi arca batu lainnya yang diletakkan di bagian kanan Museum Airlangga. Nandi adalah lambang moral, keadilan, dan kekuatan, yang biasanya
dibuat dalam posisi badan mendekam dengan kaki depan siap berdiri, yang menunjukkan kesiapan menerima perintah Shiwa.
Ada relief manusia pada sebuah potongan batu candi dengan wajah menghadap ke samping, yang konon berhubungan dengan pemujaan terhadap roh leluhur. Relief manusia di candi-candi di Jawa Tengah umumnya digambarkan secara natural dengan wajah menghadap ke muka.

 Jaladwara di Museum Airlangga Kediri, yang merupakan pancuran air yang dipergunakan di candi atau pemandian kuno. Pancuran air di candi pada umumnya menggunakan bentuk makara atau guci yang dibawa seorang pemuka agama, yang melambangkan kesucian dan kesuburan.


NOTE: Keindahan dan tak ternilainya peninggalan sejarah ini sayangnya tidak didukung oleh perhatian dan perawatan yang memadai, dapat kita lihat pada foto-foto yang tampak, arca-arca yang berada dihalaman hanya teronggok dimakan usia dan cuaca :( banyak yang berlumut dan rusak reliefnya. Mohon perhatian dari pihak-pihak pemerintah terkait untuk turut memperhatikan nasib Museum Airlangga, yang merupakan salah satu aset sejarah penting yang dimiliki Kabupaten Kediri dan juga bangsa Indonesia. Terimakasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar